ruang [dan] pengetahuan

Kolom Civitas-LPM Kentingan edisi XXX/2011

Siapapun anda adalah bagian dari rangkaian panjang upaya universitas untuk merealisasikan apa-apa yang menjadi cita-cita bersama tentang pengetahuan : yang akan menegaskan kepada kita tentang keniscayaan sebuah siklus perubahan. Jujur untuk diakui, mendiskusikan cita-cita pengetahuan seperti sedang mengajukan sebuah tuntutan atas masa lalu sekaligus masa depan secara bersamaan sebab rangkaian pesan tersebut adalah sebuah harapan dari masa lalu dan tantangan bagi masa kini untuk juga mewujudkannya, sebuah kondisi yang berlaku kontinum. Kontinum karena setiap moment nan kolektif adalah rangkaian upaya yang penuh ambisi untuk merealisasikan harapan-harapan tersebut. Harapan tentang pengetahuan sebagai ethos bagi manusia untuk hidup dan kehidupan.
Sejarah peradaban manusia kemudian dicatat dalam sebuah rekaman atas proses tumbuh kembangnya pengetahuan dalam upayanya untuk memenuhi beragam kebutuhan dan tantangan kehidupan. Pengetahuan kemudian menjadi penanda bagi manusia yang sekaligus membedakannya dengan mahluk yang lain, yang membangun peradabannya sendiri. Peradaban dengan pengetahuan sebagai pondasinya dan bangunan pengetahuan tersebut terurai ke dalam berbagai ruang, dimana universitas sebagai sebuah ruang-pengetahuan menjadi epistem bagi keterbangunan kelembagaan, nilai, kultur maupun ideologi. Untuk itu semualah ruang yang semestinya ada adalah ruang-akademik dengan masyarakat yang juga akademis/akademeia. Sebuah kondisi dimana rasa keingintahuan didistribusikan, kebenaran dipertanyakan kembali hingga keragu-raguan dijadikan energi dari setiap tindakan untuk berpengetahuan. Pengetahuan yang diolah agar setiap kita bisa bijaksana, pengetahuan agar nilai-nilai kemanusiaan tetap hadir dalam setiap makna dalam relasi individu dan dengan berpengetahuanlah kebebasan menemui format dasarnya. Format untuk membangun karakter, orientasi dan tatanan peradaban individu-masyarakat.
Oleh karenanya menjadi persoalan ketika realitas pengetahuan disekitar kita yang mengangkat nilai-nilai kemanusiaan kemudian tergantikan oleh penyeragaman pola pikir, pemaksaan keyakinan hingga ketakutan untuk berbeda. Perbedaan sebagai pondasi dasar kehidupan lalu dipaksakan untuk dihilangkan dan konflik yang seharusnya ada kemudian dipendam dalam-dalam. Kita tak pernah mengenal perbedaan dalam ruang-ruang kebudayaan yang ada, kita terkungkung oleh kebutuhan stabilitas sehingga regulasi kepentingan setiap orang sebagai bagian dari proses demokratisasi, tak terjadi. Sejarah masa lalu bangsa yang sangat dinamis kemudian berganti dengan stabilitas masyarakat yang terciptakan oleh pengawasan aparatus kekuasaan. Penjelasan pengetahuan terhadap realitaspun mengalami stagnasi bahkan kegagalan sehingga kita kesulitan untuk menyelesaikan persoalan yang ada disekitar kita yang senantiasa tumpang tindih. Oleh sebab berjaraknya pengetahuan [logika, metode, terapan] yang ada dengan kenyataan yang terus bergerak secara dinamis maka terasa wajar bila beragam masalah yang menjadi beban bangsa ini tak terselesaikan oleh kontribusi orang-orang yang berpengetahuan.
Maka menjadi penting ketika proses berpengetahuan kita sesegera mungkin mengadaptasi berbagai hal berkaitan dengan penjelasan atas perubahan yang terjadi. Kesadaran akan kebutuhan memaknai kembali konsepsi bernegara-berdemokrasi, memahami realitas masyarakat secara intens serta tak berjarak, membangun kesadaran serta memberdayakan masyarakat hingga menggugat negara atas ketidakberpihakannya terhadap publik menjadi sebuah kebutuhan yang tak terbendung seiring dengan laju perubahan global, yang mau tak mau civitas akademika mesti menyesuaikannya. Beragam penjelasan terhadap realitas yang baru akan menjadi sebuah dasar dalam merespon perubahan itu sendiri dan pada posisi itulah pengetahuan menemukan ruang axiologynya sebagai bagian yang tak terpisahkan dari realitas kehidupan masyarakat dan para akademisi menemukan eksistensinya sebagai kaum cendekia nan ideologis. Maka universitas tak boleh lagi dimaknai sekadar ruang semata namun menjadi ruang untuk berpengetahuan dan untuk itulah anda masih percaya terhadap kampus ..